Al
kafirun
qul yaa ayyuhaa lkaafiruun
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
laa
a'budu maa ta'buduun
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
walaa
antum 'aabiduuna maa a'bud
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
walaa
anaa 'aabidun maa 'abadtum
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
walaa
antum 'aabiduuna maa a'bud
dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang
aku sembah.
lakum
diinukum waliya diin
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
Isi Kandungan Surat Al
Kafirun
a. Tuhan yang disembah Nabi Muhammad SAW. dan pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.
a. Tuhan yang disembah Nabi Muhammad SAW. dan pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.
b. Larangan kerja sama dalam aqidah maupun dalam bidang ibadah
.
c. Islam membebaskan/memperbolehkan kepada umatnya, bekerja sama dengan pemeluk agama lain dalam hal mu’amalah.
c. Islam membebaskan/memperbolehkan kepada umatnya, bekerja sama dengan pemeluk agama lain dalam hal mu’amalah.
Jadi sangatlah jelas bahwa Allah ‘Azza wa Jalla melarang
Rasul-Nya untuk bertoleransi dalam masalah aqidah dan syari’ah kepada orang kafir
bahkan di ayat itu juga, secara tidak langsung Allah melalui Nabi-Nya menyuruh
ummatnya agar menyebut mereka (yang bukan Islam) dengan sebutan Kafir (orang
yang ingkar kepada Allah). Tidak pernah Allah menyebut mereka ataupun orang
semacam mereka dengan sebutan “Yaa Ayyuha Ghoirul Muslimuun (Wahai, orang–orang
non-Islam)”, tapi Allah menyebut mereka dengan sebutan “Yaa Ayyuhal Kaafiruun
(Wahai, orang–orang kafir). Meskipun agak terdengar kasar (bagi orang
Indonesia) tetapi itulah sebutan langsung dari Allah ‘Azza wa Jalla untuk
mereka, dan kita wajib mengikutinya. Tidak oleh membantahnya. Hal itu
semata–mata hanya untuk menyatakan bahwa Islam tidak bisa bertoleransi dalam
hal aqidah
Sangat jelaslah dari asbabunnuzul tersebut bahwa surat
Al-Kafirun diturunkan untuk menanggapi bujuk rayu para dedengkot kafir Quraisy
diantaranya : Haris bin Qois Assahmy, Al-'Ashi bin Wa-il, Al-Walid bin
Al-Mughirah, Al-Aswad bin Abdu Yaguts, Al-Aswad bin Muthalib dan Umayyah
bin Khalaf yang menemui Rasulullah saw dan berkata: "Wahai Muhammad! Mari
kita bersama - sama menyembah apa yang kami sembah dan kami akan menyembah apa
yang engkau sembah dan kita bersekutu dalam segala hal dan engkaulah pemimpin
kami." Lalu para kafir itu pun menjanjikan beberapa imbalan seperti harta
yang berlimpah, sehingga akan membuat Rasulullah SAW menjadi lelaki yang
terkaya di kota Makkah, juga mereka (kafir Quraisy) akan menikahkannya dengan
wanita – wanita yang cantik. Lalu mereka berkata :
“Semuanya itu adalah untukmu, hai Muhammad, asal kamu
cegah dirimu dari mencaci maki tuhan-tuhan kami dan jangan pula kamu
menyebut-nyebutnya dengan sebutan yang buruk. Jika kamu tidak mau, maka
sembahlah tuhan-tuhan kami selama setahun dan kami akan mengikuti pula agamamu
selama setahun.”
Q:S Yunus:40-41
وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ
وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ (۴۰)
وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي
وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا
تَعْمَلُونَ (۴۱
“di antara
mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada
(pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui
tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.jika mereka mendustakan kamu, Maka
Katakanlah: “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri
terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu
kerjakan”.
Pada
ayat ke 40 surat Yunus Allah menjelaskan orang yang tidak beriman (kaun Kafir)
yang mendustakan Al Qur’an dibagi menjadi dua. Pertama golongan yang
benar-benar mempercayai dengan iktikad baik terhadap Al Qur’an, mereka termasuk
orang yang menghormati pendapat orang lain. Kedua golongan yang sama sekali
tidak mempercayai dan terus menerus di dalam kekafiran, mereka termasuk orang
membuat kerusakan.
Pada
ayat yang ke 41 surat Yunus “Bagiku pekerjaanku bagi kamu pekerjaan kamu”,
bahwa Islam sangat menghargai perbedaan-perbedaan diantara manusia, karena
masing-masing punya hak. Dan tidak boleh memaksakan orang lain memeluk agama
Islam, sekalipun Islam agama yang benar. Yakni biarlah kita berpisah secara
baik-baik dan masing-masing akan dinilai Allah serta diberi balasan dan
ganjaran yang sesuai.
Kandungan Surat Yunus {10} ayat 40-41Dari ayat di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Ketika Nabi Muhammad SAW diutus dengan membawa Al-Qur’an, orang-orang Quraisy ada yang beriman dan ada juga yang tidak
b. Allah SWT mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi, yaitu mereka yang musyrik dan berbuat zalim serta aniaya.
c. Orang-orang yang tetap mendustakannya maka biarlah bagi mereka pekerjaan mereka. Artinya, apa yang mereka perbuat harus dipertanggungjawabkan.
Q:S
al-Kahfi ayat 29
“dan
Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia
kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka,
yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka
akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan
muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”.
Ayat
ini menegaskan bahwa manusia semua termasuk kaum Musyrikin yang angkuh itu
bahwa “ Kebenaran (al-Qura’an) yang turun dan aku sampaikan ini datangnya dari
Tuhan yang memelihara alam semesta; maka barang siapa yang mau beriman tentang
apa yang kusampaikan ini maka hendaklah ia beriman. Hal demikian sebab
keuntungan dan manfaat dari ke imanan mereka akan kembali kepada dirinya
sendiri. Dan barang siapa ingin kafir, ingkar dan menolak ayat-ayat Allah,maka
biarlah ia kafir – walau sekaya apapun dan tingginya kedudukan seseorang baik
dalam jabatan formal maupun sosialnya.Allah SWT tidak akan merasa kerugian dan
berkurangnya kekuasanNya dengan kekefiran mereka. Malah sebaliknya, Mereka akan
merasa merugi dan celaka dengan keingkaran dan menolak ayat-ayat Allah
tersebut. Malahan Allah telah menyedikan neraka yang kobaran apinya mengepung
segala arah, Sehingga mereka tidak dapat menghindar.
Kata سرادق
terambil dari kata Persia, Ahli tafsir mengartikan kata ini dengan Kemah
dan ahli tafsir lain menterjemahkan dengan Penghalang.Yakni neraka
menggambarkan bangunan yang mempunyai penghalang berupa kobaran api, sehingga
manusia yang disiksa tidak akan bias keluar dari neraka, dan pihak lain pun
tidak bias masuk untuk member pertolongan. Dengan demikian yang disiksa
benar-benar diliputi oleh api itu.
Kandungan Surat Al-Kahfi {18} ayat 29Dari ayat di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Ketika Nabi Muhammad SAW diutus dengan membawa Al-Qur’an, orang-orang Quraisy ada yang beriman dan ada juga yang tidak.
b. Allah SWT mengatakan kepada umat Nabi Muhammad SAW , barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka.
c. Siksaan bagi orang yang tidak beriman, Allah SWT telah menyediakan siksaan bagi orang–orang kafir yakni mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar