Rabu, 17 Oktober 2012

printer sharing


1. Langkah pertama kita setting dulu pada komputer utama yang tersambung langsung pada printer. (dalam contoh ini driver pada komputer utama sudah terinstal). Klik pada menu Start kemudian pilih pada Printer and Faxes
 2. Sesaat kemudian akan tampil jendela tempat driver printer yang telah terinstal. klik kanan mouse kamu pada salah satu driver printer yang akan disharing, kemudian pilih menu Sharing


3. jendela printer sharing akan tampak, pilih pada Share this printer, kemudian klik pada Apply. Jika sudah diklik Apply maka printer siap untuk disetting pada komputer yang lain


 4. Sekarang saatnya beralih pada komputer lain yang ingin disambungkan ke printer di komputer utama tadi agar bisa juga untuk mengoperasikan printer. Klik pada tombol Start kemudian klik pada Printer and Faxes


5. Sesaat kemudian jendela printer and faxs akan muncul, klik pada tombol Add a printe

6. nanti akan muncul jendela seperti ini Add printer Wizard, silahkan klik Next

7. pada jendela selanjutnya pilih pada A network printer, or a printer attached to another computer, kemudian kliknext

8. Pada jendela selanjutnya agar lebih mudah pilih pada browse for a printer, kemudian klik next

9. jendela selanjutnya dobel klik pada nama komputer utama yang terdapat printer sharing tadi, nanti akan muncul daftar printer yang telah kamu sharing pada komputer utama tadi, pilih jenis printernya, kemudian klik pada tombol Next

10. Jika muncul pertanyaan seperti gambar di bawah ini, klik pada tombol Next

11. kemudian nanti akan muncul jendela pemberitahuan, klik saja pada tombol Finish

ayat tentang toleransi








Al kafirun



qul yaa ayyuhaa lkaafiruun
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,

laa a'budu maa ta'buduun
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

walaa antum 'aabiduuna maa a'bud
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.

walaa anaa 'aabidun maa 'abadtum
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

walaa antum 'aabiduuna maa a'bud
dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

lakum diinukum waliya diin
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".

Isi Kandungan Surat Al Kafirun
a. Tuhan yang disembah Nabi Muhammad SAW. dan pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.

b. Larangan kerja sama dalam aqidah maupun dalam bidang ibadah
.
c. Islam membebaskan/memperbolehkan kepada umatnya, bekerja sama dengan pemeluk agama lain dalam hal mu’amalah.

Jadi sangatlah jelas bahwa Allah ‘Azza wa Jalla melarang Rasul-Nya untuk bertoleransi dalam masalah aqidah dan syari’ah kepada orang kafir bahkan di ayat itu juga, secara tidak langsung Allah melalui Nabi-Nya menyuruh ummatnya agar menyebut mereka (yang bukan Islam) dengan sebutan Kafir (orang yang ingkar kepada Allah). Tidak pernah Allah menyebut mereka ataupun orang semacam mereka dengan sebutan “Yaa Ayyuha Ghoirul Muslimuun (Wahai, orang–orang non-Islam)”, tapi Allah menyebut mereka dengan sebutan “Yaa Ayyuhal Kaafiruun (Wahai, orang–orang kafir). Meskipun agak terdengar kasar (bagi orang Indonesia) tetapi itulah sebutan langsung dari Allah ‘Azza wa Jalla untuk mereka, dan kita wajib mengikutinya. Tidak oleh membantahnya. Hal itu semata–mata hanya untuk menyatakan bahwa Islam tidak bisa bertoleransi dalam hal aqidah

Sangat jelaslah dari asbabunnuzul tersebut bahwa surat Al-Kafirun diturunkan untuk menanggapi bujuk rayu para dedengkot kafir Quraisy diantaranya : Haris bin Qois Assahmy, Al-'Ashi bin Wa-il,  Al-Walid bin Al-Mughirah, Al-Aswad  bin Abdu Yaguts, Al-Aswad bin Muthalib dan Umayyah bin Khalaf yang menemui Rasulullah saw dan berkata: "Wahai Muhammad! Mari kita bersama - sama menyembah apa yang kami sembah dan kami akan menyembah apa yang engkau sembah dan kita bersekutu dalam segala hal dan engkaulah pemimpin kami." Lalu para kafir itu pun menjanjikan beberapa imbalan seperti harta yang berlimpah, sehingga akan membuat Rasulullah SAW menjadi lelaki yang terkaya di kota Makkah, juga mereka (kafir Quraisy) akan menikahkannya dengan wanita – wanita yang cantik. Lalu mereka berkata :

 “Semuanya itu adalah untukmu, hai Muhammad, asal kamu cegah dirimu dari mencaci maki tuhan-tuhan kami dan jangan pula kamu menyebut-nyebutnya dengan sebutan yang buruk. Jika kamu tidak mau, maka sembahlah tuhan-tuhan kami selama setahun dan kami akan mengikuti pula agamamu selama setahun.”

 






Q:S Yunus:40-41

وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ (۴۰) 


وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ (۴۱
“di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan”.
Pada ayat ke 40 surat Yunus Allah menjelaskan orang yang tidak beriman (kaun Kafir) yang mendustakan Al Qur’an dibagi menjadi dua. Pertama golongan yang benar-benar mempercayai dengan iktikad baik terhadap Al Qur’an, mereka termasuk orang yang menghormati pendapat orang lain. Kedua golongan yang sama sekali tidak mempercayai dan terus menerus di dalam kekafiran, mereka termasuk orang membuat kerusakan.
Pada ayat yang ke 41 surat Yunus “Bagiku pekerjaanku bagi kamu pekerjaan kamu”, bahwa Islam sangat menghargai perbedaan-perbedaan diantara manusia, karena masing-masing punya hak. Dan tidak boleh memaksakan orang lain memeluk agama Islam, sekalipun Islam agama yang benar. Yakni biarlah kita berpisah secara baik-baik dan masing-masing akan dinilai Allah serta diberi balasan dan ganjaran yang sesuai.
Kandungan Surat Yunus {10} ayat 40-41
Dari ayat di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Ketika Nabi Muhammad SAW  diutus dengan membawa Al-Qur’an, orang-orang Quraisy ada yang beriman dan ada juga yang tidak
b.  Allah SWT mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi, yaitu mereka yang musyrik dan berbuat zalim serta aniaya.
c. Orang-orang yang tetap mendustakannya maka biarlah bagi mereka pekerjaan mereka. Artinya, apa yang mereka perbuat harus dipertanggungjawabkan.


Q:S al-Kahfi ayat 29

“dan Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”.
Ayat ini menegaskan bahwa manusia semua termasuk kaum Musyrikin yang angkuh itu bahwa “ Kebenaran (al-Qura’an) yang turun dan aku sampaikan ini datangnya dari Tuhan yang memelihara alam semesta; maka barang siapa yang mau beriman tentang apa yang kusampaikan ini maka hendaklah ia beriman. Hal demikian sebab keuntungan dan manfaat dari ke imanan mereka akan kembali kepada dirinya sendiri. Dan barang siapa ingin kafir, ingkar dan menolak ayat-ayat Allah,maka biarlah ia kafir – walau sekaya apapun dan tingginya kedudukan seseorang baik dalam jabatan formal maupun sosialnya.Allah SWT tidak akan merasa kerugian dan berkurangnya kekuasanNya dengan kekefiran mereka. Malah sebaliknya, Mereka akan merasa merugi dan celaka dengan keingkaran dan menolak ayat-ayat Allah tersebut. Malahan Allah telah menyedikan neraka yang kobaran apinya mengepung segala arah, Sehingga mereka tidak dapat menghindar.
Kata سرادق terambil dari kata Persia, Ahli tafsir mengartikan kata ini dengan Kemah dan ahli tafsir lain menterjemahkan dengan Penghalang.Yakni neraka menggambarkan bangunan yang mempunyai penghalang berupa kobaran api, sehingga manusia yang disiksa tidak akan bias keluar dari neraka, dan pihak lain pun tidak bias masuk untuk member pertolongan. Dengan demikian yang disiksa benar-benar diliputi oleh api itu.
 Kandungan Surat Al-Kahfi {18} ayat 29
Dari ayat di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Ketika Nabi Muhammad SAW  diutus dengan membawa Al-Qur’an, orang-orang Quraisy ada yang beriman dan ada juga yang tidak.
b. Allah SWT mengatakan kepada umat Nabi Muhammad SAW  , barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka.
c. Siksaan bagi orang yang tidak beriman,  Allah SWT telah menyediakan siksaan bagi orang–orang kafir yakni mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.”